LAPORAN PPG 1
Pada dasarnya saya belum
mengetahui bagaiman pemikiran Ki Hajar Dewantara secara menyeluruh. Namun
sebagai seorang guru kita harus bisa beradaptasi dengan pemikiran tersebut.
Seorang guru memiliki 2 fungsi yang sebagai orang yang memahami pendidikan dan
sebagai orang yang memahami pengajaran. Pendidikan merupakan jembatan
untuk mengkontruksi sikap dan karakter peserta didik agar sesuai dengan
norma-norma yang baik yang ada dalam masyarakat. Pengajaran merupakan jembatan
untuk mengkontruksi transfer pengetahuan yang merupakan dasar stimulus kognitif
peserta didik.
Pemikiran KHD adalah bagaimana
pembelajaran yang akan kita lakukan berpihak pada siswa, dan
bagaimana menggali potensi yang sesuai dengan kebutuhannya. Banyak sekali yang
harus dilakukan untuk merubah kondisi tersebut jika dilihat dari lingkungan
tempat saya bekerja. Tentu saja banyak harus dilakukan bukan hanya kolaborasi
melaikan juga elaborasi yang terjalin semua warga sekolah tempat saya bekerja.
Saya merasa masih perlu memahami
pemikiran KHD lebih dalam. Saya merasa belum menemukan strategi atau formula
yang tepat bagaimana "membahagiakan" peserta didik. Karena pada
dasarnya keberpihakan pada peserta didik adalah bagaimana membuat peserta didik
bahagia. Jika peserta didik bahagia di sekolah maka saya rasa kita sudah
sepenuhnya berpihak pada peserta didik.
Dalam memahami filosofi KHD ada empat pondasi yang harus kita pahami,
yaitu visi, nilai, peran dan budaya positif sebagai aktualisasi pembelajaran
yang berpihak pada murid. Visi merupakan sebuah harapan yang diinginkan di masa yang akan datang.
Tentu sebagai pendidik kita menginginkan yang terbaik bagi peserta didik.
Sesuatu yang kita inginkan itu salah satunya dituliskan dalam sebuah visi. Visi yang ditulis dalam sebuah kalimat akan mampu menggerakan dan
mendorong semua komponen sekolah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Dalam
membuat
suatu visi kita
bisa menciptakan nilai-nilai positif untuk menerapkan visi yang bertujuan untuk
membangun kekuatan dan budaya positif yang kemudian akan dikembangkan menjadi visi sekolah.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar belakang kegiatan yang telah dilakukan
Untuk memahami paradigma dan
visi guru penggerak, hal yang dilakukan adalah bagaimana memahami diri yang di
interpretasikan melalui refleksi diri. Refleksi diri merupakan cerminan bagi
diri untuk bagaimana memahami kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Pada
dasarnya ketika kita merefleksikan diri maka kita akan mengacu pada pola pikir
bagaimana kita menciptakan solusi dari analisis berbasis masalah.
Banyak sekali kekurangan yang
dilakukan selama proses memberikan pelayanan pada murid. Padahal memang benar
sekali kita seharusnya berpihak kepada peserta didik, kita memang seharusnya
menjadi "penghamba" mereka. Filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD)
bagaimana membuat peserta didik menjadi bahagia dan menyenangkan khususnya di
sekolah memang merupakan suatu pemikiran yang luar biasa.
Tantangan dan keresahan yang saya alami dalam
melakukan perubahan di kelas merupakan puncak dari akumulasi pemahaman sedikit
saya mengenai filosofi pemahaman KHD. Hal itu membuka pemikiran saya bahwa siswa selayaknya kita perlakukan bagaimana kita seharusnya
kita melayani
siswa. Saya mulai beradaptasi
bahwa saya tidak bisa memaksakan kehendak dengan menjadikan peserta didik
sebagai objek tanpa mengenal potensi apa yang mereka miliki. Saya berusaha
untuk menemukan cara/alat dan instrumen yang tepat agar saya bisa menuntun
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesungguhnya.
Selama ini ternyata saya salah, dan itu merupakan hal
yang harus saya bangun lagi dari 0. Di awal dalam perubahan yang saya lakukan,
saya mencoba berkomunikasi lebih dalam lagi dan mengenal lebih dalam lagi
tentang siswa, termasuk pribadi maupun latar belakang
keluarganya. Ada beberapa hal yang luar biasa ternyata ada yang memang secara
terbuka dan ada juga yang tertutup. Hal ini saya lakukan sebagai dasar pondasi
yang memahami siswa agar bisa menemukan strategi yang tepat untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Keberpihakan kita pada murid
merupakan suatu kunci yang dapat menuntun dan menggali potensi-potensi yang
mereka miliki. Setiap murid pastilah memiliki potensi dan karakter yang
berbeda-beda. Kita harus menggali dan memahami potensi dan karakter tersebut.
Sebagai awal untuk merencankan sekaligus
merancang pola pembelajaran apa yang tepat untuk mereka.
Memiliki peran sebagai guru penggerak adalah sebagai “influencer”
yang harus dan mampu menggerakan
seluruh komponen yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi
dan misi sekolah. Salah satu upaya mewujudkan visi dan misi sekolah adalah
bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik. Memberikan
pelayanan maksimal bagi siswa adalah bagaimana hak mereka untuk memperoleh proses pembelajaran dan
pengembangan diri bisa terwujud dan
tersampaikan secara maksimal.
Memberikan pelayanan yang optimal dengan berpihak pada murid merupakan
hal menjadi latar belakang dalam kegiatan yang dilakukan. Interpretasi dari
kegiatan yang dilakukan adalah bagaimana memiliki nilai, peran dan visi guru
penggerak sehingga menghasilkan budaya positif yang mampu mengembangkan potensi
murid sesuai dengan kebutuhan hidupnya di masa yang akan datang.
I.2.
Tujuan kegiatan
Tujuan dari kegiatan yang
dilakukan adalah bagaimana mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh
siswa sehingga dengan potensinya tersebut siswa akan mampu memiliki kemampuan
(skil) yang akan berguna bagi kehidupannya kelak.
I.3.
Manfaat Kegiatan
Terwujudnya pelayan maksimal bagi siswa secara optimal dan
terselenggaranya proses
pembelajaran dengan baik merupakan implementasi dari peran
dan nilai yang terkandung sebagai guru penggerak. Manfaat yang lain adalah bagaimana membentuk karakter tangguh yang akan
dimiliki siswa, sehingga mempunyai mental yang kuat bagi kehidupannya kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Refleksi Filosofi Pendidikan
Nasional-Ki Hajar Dewantara
Sebelum saya mengenal dan
memahami mengenai alam pemikiran dari KHD, bagi saya murid alat
suatu “alat” yang harus saya bentuk sesuai dengan keinginan saya. Saya terlalu
terpaku mengejar target-target kompetensi dasar yang harus saya selesaikan
tanpa memandang apa yang murid saya rasakan. Saya tidak menyadari bahwa dalam diri
mereka, mereka memiliki sesuatu yang harus saya ketahui sebagai dasar awal yang
harus saya pamahi. Saya merasa bahwa murid harus memenuhi apa yang saya
kehendaki sebagai tujuan untuk memenuhi target yang dinamakan kriteria
ketuntasan minimal. Tidak salah memang harus mencapai target itu, tetapi disisi
lain saya tidak memahami dan seakan tidak memperdulikan apa yang mereka
inginkan dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran pun
demikian, saya tidak sepenuhnya memahami dan tidak menuntun apa yang mereka
inginkan. Saya terlalu terpaku pada suatu metode-metode klasikal bahwa mereka
harus begini dan begitu sesuai dengan target pencapaian tanpa memperdulikan
bahwa tiap murid memiliki kemampuan yang beragam.
Pemikiran KHD adalah bagaimana
pembelajaran berpihak pada murid, dan bagaimana menggali potensi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Banyak sekali yang harus dilakukan untuk merubah kondisi tersebut jika dilihat
dari lingkungan tempat saya bekerja. Tentu saja banyak harus dilakukan bukan
hanya kolaborasi melainkan juga elaborasi yang terjalin semua warga sekolah tempat saya
bekerja.
Ketika pembelajaran itu (berpihak pada murid)
bisa tercapai, maka tentu saja harapan saya terhadap murid adalah bagaimana
mereka mampu belajar "tanpa ada paksaan" dari siapapun, mereka mampu
"mengungkapkan" dengan sendirinya atas potensi yang mereka miliki
dengan cara bisa "berkomunikasi" dan membuat suatu karya, meskipun
itu karya yang sederhana dimana karya tersebut hasil dari pemikiran mereka agar
menjadi bekal kemandirian di masa yang akan datang.
Saya senang dengan teori sir issac newton,
hukum I Newton atau mungkin orang lebih mengenal hukum kelembaman. Dimana
menurut beliau bahwa banda akan diam dan selamanya akan diam, selama tidak ada
gaya yang mempengaruhinya. menutur saya ini memiliki filosifi bahwa jika
manusia ingin berubah menjadi lebih baik, maka harus ada usaha dari dirinya
tersebut. maka relevansi dalam kegiatan ini dengan hukum I Newton adalah, ini
adalah suatu momentum usaha perubahan yang saya lakukan agar menjadi lebih baik.
Keberpihakan kita pada murid
merupakan suatu kunci yang dapat menuntun dan menggali potensi-potensi yang
mereka miliki. Setiap murid pastilah memiliki potensi dan karakter yang
berbeda-beda. Kita harus menggali dan memahami potensi dan karakter tersebut.
Sebagai awal untuk merencankan sekaligus
merancang pola pembelajaran apa yang tepat untuk mereka.
Saya mengajar di tingkat SMP.
Tentu saja ada 11 mata pelajaran yang mereka harus tempuh untuk menyelesaikan
pembelajarannya. Mereka dituntut harus berusaha memahami dan “menyelesaikan”
ketuntasan dalam 11 mata pelajaran tersebut, sedangkan harus kita sadari bahwa
disisi lain mereka mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda-beda. Artinya
kita tidak memaksakan 1 mata pelajaran untuk mereka selesaikan/tuntaskan dengan
predikat nilai tertentu.
Perlu kita pahami bahwa murid
kita memiliki potensi dalam mata pelajaran. Tentu saja ada beberapa murid kita
ada yang memang bagus menguasai mata pelajaran tertentu tetapi di pelajaran
lain tidak terlalu bagus. Kita harus pahami bahwa memang potensi anak juga
berbeda beda untuk mata pelajaran tertentu. Dalam salah satu pemikiran KHD juga
ada konsep “kasmaran”, Artinya kita harus menumbuhkembangan proses “kasmaran”
di kelas. Proses
kasamaran ini mengandung arti bahwa murid harus dibawa dan diarahkan bahwa
pembelajaran di kelas menyenangkan. dengan pembelajaran menyenangkan maka akan
membuat murid kita pada akhirnya akan menemukan “cinta” dalam memahami setiap
pelajaran. Proses kasmaran ini akan memungkinkan murid “mencintai” pelajarannya
tanpa ada paksaan ataupun mungkin rasa tersebut akan menjadikan motivasi
tersendiri dalam memahami pelajarannya.
Saya sedikitnya sekarang
memahami apa yang menjadi filosofi KHD, bahwa kita harus menuntun agar potensi
apa yang murid kita miliki bisa lebih berkembang, bahwa kita harus “menghamba”
pada murid, artinya kita harus berpihak pada murid. Keberpihakan pada murid,
menurut saya mengandung arti bahwa kita harus lebih memahami karakter dan apa yang
mereka inginkan agar potensi yang
mereka miliki akan menjadi bekal untuk masa depan nanti.
Tentu saja untuk mencapai apa
menjadi kebutuhan siswa, langkah yang dilakukan adalah membuat suasana kelas
selalu “harmonis” agar muncul rasa “kasmaran” sehingga akan menimbulkan
benih-benih “cinta” sehingga suasana pembelajaran dengan suasana hati mereka
(murid) bisa menjadi suatu ikatan. Ketika ikatan itu terjalan maka saya yakin
akhlak,budi pekerti dan potensi yang dimilki akan lebih berkembang.
Kegiatan merefleksikan filosifis KHD saya buat dalam video melalui link https://www.youtube.com/watch?v=w4GcBmlww8I
II.2. Nilai-nilai dan
Peran Guru Penggerak
Peran guru penggerak adalah sebagai
“influencer” yang harus dan mampu menggerakan seluruh komponen sekolah untuk mewujudkan visi dan
misi yang dimiliki oleh sekolah. Salah satu upaya mewujudkan visi dan misi yang dimiliki sekolah
adalah bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik.
Mewujudkan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik adalah bagaimana hak siswa
untuk memperoleh proses pembelajaran dan pengembangan diri peserta didik agar
bisa terwujud dan tersampaikan secara maksimal.
Terwujudnya pelayan bagi peserta didik secara
optimal dan terselenggara dengan baik merupakan implementasi dari peran dan
nilai yang terkandung sebagai guru penggerak. Beberapa tahun lalu, ditemukan
beberapa point penting permasalahan yang dihadapi. Point penting yang harus
diperbaiki adalah ditemukannya beberapa permasalahan, diantaranya ; (1) kordinasi
dan monitoring dalam proses pembelajaran masih belum optimal, (2)
ketidakseragaman kompetensi para guru dalam bidang IT, (3) pencapaian target
indikator tujuan pembelajaran dan prestasi belajar masih rendah, (4)
terhambatnya proses pengembangan diri peserta didik, (5) kondisi dan komunikasi
dengan peserta didik yang terbatas.
Untuk mengatasi permasalah tersebut diatas,
dibuat strategi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Strategi yang
dimaksud adalah kordinasi dan monitoring pertemuan evaluasi dalam 1 bulan 1
kali, pembuatan instrumen untuk mengukur potensi yang dimiliki peserta didik,
pembuatan website sebagai salah satu gerbang untuk memudahkan siswa penyampaian
dan pendalaman materi belajar peserta didik saat berada dimanapun, penugasan
berkala dan terukur dan home visit
(kunjungan rumah) sebagai kontrol dan mengetahui permasalahan-permasalah yang
dihadapi siswa secara langsung.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk
melaksanakan strategi tersebut adalah ; (1) membuat schedule bulanan untuk
kegiatan refleksi dan evaluasi terhadap pembelajaran dan
permasalahan-permasalahan yang dimiliki peserta didik maupun potensi yang
dimikinya (2) membentuk tim kerja yang berfungsi sebagai admin dalam
pelaksanaan pembelajaran virtual dan pengelola website, (3) memetakan kelompok
siswa berdasarkan domisili tempat tinggal, (4) berkordinasi intensif dengan
komite sekolah, (5) menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik, (6)
menyusun jadwal home visit (kunjungan
rumah).
II.3. Visi Guru Penggerak
Visi merupakan sebuah harapan yang ingin
diwujudkan di masa yang akan datang
melalui implementasi dari misi. Tentu sebagai pendidik
kita menginginkan yang terbaik bagi peserta didik kita. Sesuatu yang kita
inginkan itu salah satunya dituliskan dalam sebuah visi. Visi yang kita buat
merupakan salah satu tujuan yang akan
kita capai, dengan sebuah kalimat yang mampu menggerakan dan mendorong semua
komponen sekolah untuk mewujudkan harapan tersebut. Makna visi yang diterapkan di SMP Negeri 1
Ujungjaya temapat dimana saya bekerja adalah bagaimana mewujudkan kedisiplinan
dan kerjasama tim bagi seluruh warga sekolah.
Beberapa langkah nyata
yang saya buat sebagai implementasi dari visi tersebut adalah ;
a.
membuat time schedule pembelajaran
untuk peserta didik
b.
membuat ruang kelas tertata dan
rapih agar nyaman untuk pembelajaran
c.
membentuk pengelompokan peserta
didik dengan partisi high,midle,lower
d.
memberikan kebebasan melalui
pengembangan tugas apakah mereka mau di penyampaian komunikasi atau pembuatan
produk
e.
mendorong peserta didik bekerja
dalam satu tim.
Untuk mengawali
pembelajaran, salah satu kunci utamanya adalah mendorong peserta didik untuk
disiplin terhadap waktu, dan lebih menghargai waktu. maka saya membuat time
schedule learning agar peserta didik berusaha lebih terarah. ruang kelas adalah
salah satu tempat proses pembelajaran, untuk itu kelas harus dalam keadaan
rapih dan tertata agar dalam pelaksanaan peserta didik akan menemukan kenyamana
dalam kelas. Pembentukan kelompok didasrkan pada keragaman potensi yang mereka
miliki dan juga disesuaikan dengan domisili terdekat dimana mereka tinggal agar
pada akhirnya terbentuk komunikas kecil belajar dalam satu lingkungan tempat
tinggal. mendorong agar peserta didik bisa bekerja dalam satu tim. Fungsi dalam
tim adalah bagaimana menumbuhkan kolaborasi antar siswa agar bisa menyelesaikan
suatu masalah secara efisien karena pada dasarnya team work lebih baik dari
pada individualis.
II.4. Budaya Positif
Kegiatan
aksi nyata budaya positif yang dilakukan di SMPN 1 Ujungjaya sebagai berikut ;
a. Tujuan Aksi
Nyata
Adapun tujuan aksi nyata yang dilakukan adalah:
1. Merefleksikan
perilaku tanggung jawab dan kedisiplinan siswa di lingkungan kelas dan sekolah.
2. Meningkatkan
daya nalar siswa melalui pembiasaan budaya positif dalam
pembelajaran di kelas.
3. Memberikan
motivasi dan kerjasama yang baik antar siswa di dalam kelas
b. Tolak Ukur
Keberhasilan
1.
Siswa memiliki perilaku disiplin dan
rapih dalam berpakaian
2.
Siswa bertanggungjawab dengan peraturan
sekolah yang disepakati.
3.
Siswa mempu bekerjasama dan membangun
kolaborasi di dalam tim/ dengan teman lainnya.
c. Linimasa Yang Dilakukan
Saya melihat situasi dan kondisi
keadaan sekolah saat ini akibat dari pembelajaran 2 tahun yang lalu yang
terhenti tatap muka adalah sebagian besar peserta didik mengalami lost atittude dimulai dari datang
terlambat dan kedisiplinan merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan. Ditambah
dengan pola belajar yang kurang lebih membutuhkan proses motivasi yang tinggi
agar mereka mau dan memiliki motivasi lagi dalam belajar.
1.
Membuat rencana tindakan pengembangan pembelajaran
yang menyenangkan dan berpusat pada anak.
2.
Menjadi mentor untuk mewujudkan disiplin datang
tepat waktu sebagai dasar budaya positif yang akan selalu diyakini setiap siswa.
3.
Melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat
merangsang kreativitas dan daya cipta siswa sehingga tumbuh daya nalar
peserta didik.
4.
Melakukan refleksi dan evaluasi.
d. Tantangan
Kegiatan
1. Masih ditemukan
peserta didik yang belum menghargai untuk datang tepat waktu
2. Kondisi peserta
didik akibat masa pandemi yang lalu yakni kurang pengalaman belajar di tingkat
pendidikan sebelumnya sehingga menuntut guru untuk ekstra dalam melayani,
membimbing, mengarahkan, dan memberikan penjelasan.
e. Dukungan Yang
Dibutuhkan
1. Stakeholder
Dalam melaksanakan aksi nyata,
tentu saja membutuhkan dukungan dari Kepala Sekolah maupun rekan sejawat
melalui koordinasi dan kolaborasi supaya penerapan budaya positif dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
2. Orang tua siswa
Orang tua siswa
berkolaborasi bersama guru sebagai pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan
nantinya akan melakukan komunikasi secara intens
dengan guru untuk membahas perkembangan siswa.
BAB III
PENUTUP
III.1.
Refleksi
Filosofi KHD menuntun kita agar potensi apa yang murid kita miliki bisa lebih berkembang melalui nilai, peran, visi
yang menghsilkan budaya positif dengan menginterpretasikan bahwa kita harus “menghamba” pada murid, artinya
kita harus berpihak pada murid. Keberpihakan pada murid, menurut saya
mengandung arti bahwa kita harus lebih memahami karakter dan apa yang mereka
inginkan agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan
masyarakat pada akhirnya nanti.
III.2.
Tindak Lanjut
a.
Memberikan
pelayanan maksimal
Terwujudnya pelayan bagi peserta didik secara
optimal dan terselenggara dengan baik merupakan implementasi dari peran dan
nilai yang terkandung sebagai guru penggerak. Beberapa tahun lalu, ditemukan
beberapa point penting permasalahan yang dihadapi. Point penting yang harus
diperbaiki adalah ditemukannya beberapa permasalahan, diantaranya ; (1)
kordinasi dan monitoring dalam proses pembelajaran masih belum optimal, (2)
ketidakseragaman kompetensi para guru dalam bidang IT, (3) pencapaian target
indikator tujuan pembelajaran dan prestasi belajar masih rendah, (4)
terhambatnya proses pengembangan diri peserta didik, (5) kondisi dan komunikasi
dengan peserta didik yang terbatas.
Untuk mengatasi permasalah tersebut diatas,
dibuat strategi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Strategi yang
dimaksud adalah kordinasi dan monitoring pertemuan evaluasi dalam 1 bulan 1
kali, pembuatan instrumen untuk mengukur potensi yang dimiliki peserta didik,
pembuatan website sebagai salah satu gerbang untuk memudahkan siswa penyampaian
dan pendalaman materi belajar peserta didik saat berada dimanapun, penugasan
berkala dan terukur dan home visit
(kunjungan rumah) sebagai kontrol dan mengetahui permasalahan-permasalah yang
dihadapi siswa secara langsung.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan strategi tersebut
adalah ; (1) membuat schedule bulanan untuk kegiatan refleksi dan evaluasi
terhadap pembelajaran dan permasalahan-permasalahan yang dimiliki peserta didik
maupun potensi yang dimikinya (2) membentuk tim kerja yang berfungsi sebagai
admin dalam pelaksanaan pembelajaran virtual dan pengelola website, (3)
memetakan kelompok siswa berdasarkan domisili tempat tinggal, (4) berkordinasi
intensif dengan komite sekolah, (5) menjalin komunikasi dengan orang tua
peserta didik, (6) menyusun jadwal home
visit (kunjungan rumah).
b.
Menjadi pemimpin pembelajaran dan
mewujudkan kepemimpinan murid
Untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi
peserta didik, saya membuat skema penugasan berkala dan tugas proyek sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki peserta didik. Tugas proyek yang
diberikan pada siswa memiliki pilihan apakah mereka akan memilih base proyek
literasi, lisan (presentasi/penyampaian/komunikasi) atau produk. Hal ini
dilakukan sebagai dasar bahwa untuk mengembangka peserta didik yang kompeten,
mandiri dan memilki kepercayaan diri.
Contoh Skema IPA yang saya kembangkan seperti
di bawah ini ;
Konsep |
Literasi/peta
konsep secara mandiri |
Presentasi
penjelasan materi |
Membuat produk |
Sistem reproduksi pada manusia |
|
|
|
Sistem reproduksi pada tumbuhan |
|
|
|
Pewarisan sifat |
|
|
|
Bioteknologi |
|
|
|
Listrik statis |
|
|
|
Listrik dinamis |
|
|
|
Kemagnetan |
|
|
|
Partikel |
|
|
|
Selain dari memberikan pilihan pengembangan tugas dan proyek kepada
siswa, diberikan juga pilihan secara digital agar peserta didik bisa
melakukan/menyelesaikan tugasnya tidak hanya sebatas disekolah tetapi bisa
dimanapun dan kapanpun. Hal ini juga sebagai media pembelajaran kepada peserta
didik agar lebih memahami dan mengenalkan mengenai IT. Maka saya mengembangkan
membuat website sekolah agara ada jembatan tanpa terbatas ruang dan waktu untuk
belajar diamnapun dan kapanpun. Proses yang didalami adalah bagaimana membuat
satu “gerbang” yang terpusat agar kordinasi sekaligus monitoring
(sepervisi) terhadap para guru dapat
terlaksana secara bersamaan yaitu dengan pembuatan website pembelajaran.
Website pembelajaran dibuat dengan alamat http://smpn1ujungjaya.wordpress.com
. Website ini merupakan suatu tempat/wadah dimana siswa dan para guru bisa
berkomunikasi agar indikator pembelajaran dapat tercapai. Website ini berisi
mengenai materi/modul/buku pembelajaran, video pembelajaran, tagihan tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, dan tes untuk mengukur kemampuan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Hal ini membantu Kepala sekolah
bisa mudah mengecek proses yang dilakukan oleh siswa dan guru (supervisi)
secara bersamaan, juga bisa melihat sampai sejauhmana pola komunikasi dan
target pencapaian indikator pembelajaran. Kepala sekolah juga dapat dengan
mudah mengontrol dan mengetahui apa yang dilakukan guru terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap siswa. Tujuan website sekolah adalah menjadi
sarana belajar siswa dimanapun dan kapanpun sebagai bentuk kemandirian dan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/programsekolahpenggerak/unduhan/. Diakses pada 17 Mei 2023
Dharma, Aditya.
2022. Nlai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan
Dharma, Aditya.
2022. Visi Guru Penggerak. Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Nurcahyani,
Andri, Diah Samsiati Rajasa, Murti Ayu Wijayanti.2022. Budaya Positif. Jakarta.
Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Rafael, Simon
Petrus.2022.Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan