PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi awal peneliti di SMP Negeri 1 Conggeang kabupaten Sumedang di salah satu kelas dengan jumlah siswa 33 orang, bahwa aktivitas keterlibatan (kegiatan belajar) siswa dalam pembelajaran di salah satu kelas tersebut hanya sekitar 34,9% siswa aktif, persentase aktivitas ini berada dalam kategori kurang (Sa’adah Ridwan 2003:10). Aktifitas yang dimaksud adalah berdasarkan tahapan model pembelajaran inkuiri. Rata-rata hitung tes berupa nilai ulangan fisika di kelas tersebut yaitu 5,14, dengan nilai tertinggi 8 dan nilai terendah 4 (pada skala 10).
Rendahnya partisipasi siswa dalam aktifitas pembelajaran di kelas sesuai dengan hasil studi awal adalah diakibatkan oleh siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri dan kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Hal ini menyempitkan pola pikir siswa tentang suatu konsep yang dipelajarinya. Komunikasi multi-arah baik antar siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa menjadi terhambat, dengan sendirinya pula hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang maksimal. Penyebab lain adalah faktor guru yang kurang sesuai menerapkan metode pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Selain itu pembelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi kurang menarik karena masih berorientasi pada filosofi teacher centre. Akibatnya mereka terbiasa belajar fisika dengan berorientasi pada rumus praktis dalam menyelesaikan persoalan fisika secara langsung tanpa memperhatikan konsep fisika yang ada dalam persoalan tersebut.
Berdasarkan kurikulum 2004, pendidikan sains di SMP menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada pada fase transisi dari konkrit ke formal. Akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran sains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasarkan fakta-fakta empiris di lapangan.
Menurut Sudjana (1990:2) indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pengajaran oleh siswa. Sedangkan tujuan pengajaran akan tercapai bila kegiatan belajar (aktivitas) siswa dapat dioptimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Artinya jika aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, maka hasil belajar sebagai tujuan pengajaran dapat dicapai.
Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya aktivitas siswa yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan, mengorganisasi, dan memecahkan masalah. Dapat dikatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh oleh siswa dengan merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Dalam inkuiri siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode pictorial riddle yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu metode yang termasuk kedalam model inkuiri. Metode pictorial riddle adalah suatu metode atau teknik untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Suatu riddle biasanya berupa gambar, baik di papan tulis, papan poster, maupun diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu (Sudirman dkk, 1989:180).
Penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dalam pembelajaran fisika merupakan suatu proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Tahapan dari model pembelajaran inkuiri, yaitu 1) tahap penyajian masalah, 2) tahap pengumpulan dan verivikasi data, 3) tahap mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, 4) tahap merumuskan penjelasan, 5) tahap mengadakan analisis inkuiri.
Aktivitas belajar siswa terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang diteliti tidak hanya produk (hasil) belajarnya tetapi juga prosesnya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dan guru fisika di SMP 1 Conggeang secara kolaboratif mengadakan penelitian sebagai tidak lanjut untuk menjawab permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle yang diitegrasikan dalam penelitian tindakan kelas yang berjudul “meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle”. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi tentang peningkatan hasil

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauhmanakah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa?”.
Untuk memudahkan dan memberikan arah dalam menganalisis data, rumusan masalah umum tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan aspek kognitif siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle?.
2. Bagaimanakah peningkatan aspek afektif siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle?.
3. Bagaimanakah peningkatan aspek psikomotor siswa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle?.
4. Bagaimanakah aktifitas guru pada saat pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle?.

C. Batasan Masalah
Berhubung aspek yang berkaitan dengan penelitian cukup komplek, dan mengingat keterbatasan peneliti serta untuk lebih memfokuskan pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar pada aspek kognitif yang akan diungkap meliputi prestasi belajar siswa pada tingkatan C1, C2, C3.
2. Hasil belajar pada aspek afektif meliputi kategori penerimaan, jawaban, penilaian dan pengorganisasian.
3. Hasil belajar pada aspek psikomotor meliputi peniruan, manipulasi, ketepatan dan artikulasi.
4. Penguasaan konsep yang akan diukur merupakan penguasaan siswa terhadap konsep alat-alat optika.
5. Aktivitas siswa yang diungkap meliputi aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :.
1. Mendeskripsikan aktifitas guru pada saat pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.
2. Mengetahui peningkatan aspek kognitif siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.
3. Mengetahui peningkatan aspek afektif siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.
4. Mengetahui peningkatan aspek psikomotor siswa pada saat pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle

E. Asumsi
1. Keaktifan (kegiatan belajar) siswa sejalan dengan hasil belajarnya. Jika aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan, maka hasil belajar sebagai tujuan pengajaran dapat ditingkatkan.
2. Aktivitas siswa merupakan kegiatan berinteraksi dalam pembelajaran. Model inkuiri merupakan proses berinteraksi dengan cara mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan dari suatu masalah.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran yang berarti bagi perorangan/institusi di bawah ini :
1. Bagi siswa: model pembelajaran inkuiri yang diperkenalkan dalam penelitian ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pembelajaran fisika dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.

G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.

H. Definisi Istilah
a. Aspek kognitif yang dimaksud berupa ingatan/hapalan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3) terhadap pokok bahasan alat-alat optika, aspek ini dinilai berdasarkan hasil tes pada setiap siklus.
b. Aspek afektif yang dimaksud berkenaan dengan sikap siswa meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan internalisasi selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle
c. Aspek psikomotor merupakan kinerja siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.
d. Model inkuiri merupakan proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan dari masalah-masalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar